Decilicious



Belum waktunya habis bulan kenapa ya saldo direkening tabungan sudah menipis? Sementara kita belum melaksanakan kewajiban lainnya seperti bayar angsuran-angsuran, service mobil dan sebagainya. Kita mungkin sudah mengeluarkan uang begitu banyak, tetapi tanpa kita sadari, Sebab kita merasa tidak membelanjakan sesuatu yang penting. Wow... ternyata inilah sumber masalahnya.

1. Cuci Mata
Sering kali kita cuci mata dengan alasan iseng karena tidak punya kegiatan. Memang menyenangkan sih melihat barang-barang bagus di sekitar kita. Namun, dari sekadar iseng, akhirnya kita jadi membeli sesuatu yang tidak direncanakan. Bahkan kita tidak perlu keluar rumah untuk cuci mata. Hanya dengan melihat-lihat katalog, browsing internet, membaca majalah, atau menonton iklannya di televisi pun, kita bisa tergoda untuk membeli.

2. Membawa banyak uang tunai
Mengandalkan kartu kredit untuk berbelanja memang tidak baik, tetapi selalu membawa banyak uang tunai juga sama buruknya. Uang tunai memberikan kita perasaan memiliki uang berlebih, dan karenanya perlu dibelanjakan. Bawalah uang tunai secukupnya saja, dan tinggalkan sisanya di rumah. Menghindari kartu kredit perlu tetap dilakukan, tetapi yang penting adalah membuat budget mengenai kapan harus membayar sesuatu secara tunai. Manajemen amplop juga cukup efektif untuk mengelola uang tunai.

3. Membagi data pribadi kita pada vendor
Ketika kita melakukan online shopping, kita tentu akan diminta memberikan alamat rumah dan informasi kartu kredit. Situs-situs ini juga memberikan tombol-tombol sekali klik untuk memesan sesuatu sehingga kita bisa membeli dalam sekejap. Sangat mudah, tetapi juga sangat berbahaya. Trik belanja yang serbamudah ini tidak hanya membuat kita kehabisan uang jika kita tergolong impulsive shopper, tetapi juga menghilangkan rasa telah menggunakan uang. Sebab, kita tidak menggunakan uang tunai atau menandatangani struk kartu kredit di sini. Semua tinggal klik saja.

Jangan biarkan vendor menyimpan informasi kartu kredit kita. Hindari signing up untuk e-mail atau katalog jika hal itu hanya mendorong kita untuk berbelanja.

4. Mengumpulkan voucer belanja
Mendapatkan diskon Rp 100.000 untuk produk perawatan badan atau sportsgear memang lumayan, tetapi pastikan dulu bahwa kita memang membutuhkan barang-barang tersebut. Hanya karena menerima voucer belanja, tidak berarti kita harus membelanjakannya kan? Lagi pula, kebanyakan nilainya juga tidak begitu terasa. Tak perlu merasa sayang bila voucer akhirnya mubazir karena tidak digunakan. Lebih baik kita buat daftar barang-barang yang diperlukan, setelah itu baru melihat apakah ada voucer yang bisa dimanfaatkan.

5. "Shopping" dengan emosi
Kita mungkin ingin refreshing karena merasa stres di kantor atau bosan di rumah. Atau, Anda ingin memanjakan diri karena berhasil menurunkan berat badan. Lalu, kita pun shopping. Kita berhasil mendapatkan baju baru, gadget baru, novel-novel terbaru, lagi sale pula. Namun, membiarkan mood kita mendikte keputusan belanja adalah cara tercepat untuk menjadi bangkrut. Tenangkan diri kita sebelum shopping. Kembali kepada pertanyaan mendasar: apakah kita memerlukannya dan apakah kita mampu membelinya? kita bisa kok memberi penghargaan pada diri tanpa mengeluarkan uang, misalnya berendam di bak mandi.

6. Tidak membuat perencanaan
kita kelelahan setelah pulang dari kantor, dan di rumah tidak ada makanan. Paling praktis memang membeli makanan. Berdasarkan data dari Bureau of Labor Statistics, di Amerika diperkirakan rata-rata keluarga yang terdiri atas empat orang menghabiskan lebih dari 4.000 dollar untuk makan di luar. Bukankah ini kebiasaan yang sangat mahal?

Bila kita berbelanja mingguan, buatlah daftar menu untuk seminggu sehingga kita selalu mempunyai bahan makanan untuk diolah. Jika aktivitas kita begitu padat, cobalah untuk memasak pada hari Minggu, lalu menyimpannya di lemari es untuk disantap esok harinya. Bagaimanapun juga, memasak sendiri jauh lebih hemat dan sehat daripada membeli makanan di luar. Dan, butuh kedisiplinan tinggi untuk mengubah kebiasaan semacam ini. Dengan perencanaan, disiplin, dan menghindari situasi yang menggoda kita untuk berbelanja, kebiasaan buruk ini pasti akan teratasi.


Leave a Reply

Berikan komentar yang relevan...